Rabu, 19 Mei 2010

DIBALIK PERISTIWA (40 tahun lalu)

Namaku Grace. Aku sangat menyayangi kakak laki-laki ku, namanya Hansel. Kami bagaikan semut dan gula yang tak bisa dipisahkan. Meskipun berbeda jenis kelamin, Hansel adalah segalanya bagiku. Ia bahkan lebih berarti daripada kedua orang tua kami.
Hansel yang paling mengerti aku. Saat aku menangis, ia memelukku sambil berkata bahwa kami dapat melaluinya bersama. Ia tak pernah egois. Aku rela mengorbankan nyawaku demi Hansel.

Tapi semuanya berubah saat aku berusia 10 dan Hansel 14 tahun.
Hari-hari seperti di neraka-pun dimulai.
Hansel adalah segalanya. Bukan bagiku, tapi bagi ayah dan ibu. Mulanya aku berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa ini takkan berlangsung lama. Ternyata aku salah, kehidupan di neraka ini terus berlanjut sampai aku memasuki masa remaja.
Suatu pagi saat akan berangkat ke sekolah aku menumpahkan coklat panas ke kemeja Hansel.
“Aduh!” pekik Hansel.
“Grace… kau ini ceroboh sekali!” bentak ibu.
“Aku tak sengaja” kataku tak peduli. Apapun yang aku katakan pasti akan terdengar salah di telinga mereka.
“Sebaiknya kau minta maaf pada Hansel” sahut ayah kemudian.
“Hansel juga pernah melakukannya padaku!” aku membantah.
“Sudah, bawa sarapan mu dan pindah ke ruang tamu!”
Aku menelan air liur. Dengan emosi bergejolak, aku mengangkat mangkuk panekuk-ku dan pindah ke ruang tamu yang sepi.
Cuma gara-gara menumpahkan coklat ke kemeja Hansel, aku diusir dari meja makan. Aku tahu mereka memang lebih menyayangi Hansel Si brengsek itu, tapi aku kan masih bagian dari keluarga Smith, tidakkah tindakan ini berlebihan?
Aku kesal, tak kusentuh lagi panekuk itu. Tanpa berpamitan, aku bergegas ke sekolah.
Hal-hal seperti ini memang bukan pertama kali terjadi.
Pernah suatu kali aku benar-benar sedang lapar dan tidak ada secuil makanan pun di meja. Dengan nekat, aku mengambil satu dari puluhan kue yang tertata rapi di dalam lemari milik Hansel. Di kamarku, tidak ada lemari khusus makanan seperti itu. Terbukti jika terjadi diskriminasi kasih sayang di keluarga kami.
Rupanya Hansel sadar aku mengambil kuenya. Ia mengadu pada ibu dan terjadi pertengkaran hebat. Ibu memukulku karena aku lancang. Tentu saja aku tidak terima. Kubalas pukulan itu ke arah Hansel. Ibu bilang aku anak perempuan yang kasar dan brutal. Aku dikurung di kamar mandi. Cuma karena memakan kue milik Hansel saat sedang lapar. Saat aku menangis di kamar mandi yang gelap, aku berdoa supaya Hansel cepat mati. Saat ia mati, aku ingin sekali menyaksikannya. Hansel satu-satunya orang yang kubenci.
‘Diiiiiinnnnnnnn!!!!!!’ Suara klakson yang keras membuyarkan lamunanku.
Rupanya mobil Hansel. Setiap pagi ia berangkat ke sekolah di antar supir, sedangkan aku harus naik bis pulang pergi. Mereka tidak mengijinkanku berangkat bareng Hansel dengan alasan ‘jam berangkat kami berbeda’. Teman-teman juga sering menanyakan kenapa Hansel naik mobil dan aku selalu naik bis. Aku tidak pernah menjawabnya, aku terlalu malu untuk mengatakan bahwa keluarga Smith tidak menganggapku.
Aku selalu berpikir apakah aku anak pungut atau bukan. Jika bukan, mengapa 4 tahun terakhir aku diperlakukan seperti pembantu? Jika iya, akte kelahiraku tidak mengatakan demikian. Lagipula banyak yang bilang wajahku mirip sekali dengan ayah.

Aku tidak suka melihat gaya Hansel di sekolah. Dia ketua OSIS dan disayang banyak guru. Kalau ada ibu peri yang menawariku satu permohonan, aku akan memohon supaya Si Brengsek yang telah membuat hidupku menderita ini mati secepatnya.
Aku tidak habis pikir, mengapa waktu kecil aku sangat menyayangi Hansel melebihi apapun.
Semua penderitaan ini membuatku menjadi gadis yang kuat dan tahan banting. Aku tidak mau terus-menerus direndahkan oleh mereka. Persiapanku telah matang, akan kutinggalkan rumah itu seminggu lagi.
Rencananya, aku akan menyewa kamar dengan uang seadanya. Setelah itu mencari kerja di swalayan dan hidup bahagia selamanya. Tanpa keluarga Smith.

Pagi itu aku mendengar kabar Hansel dirawat di rumah sakit. Berita ini bagai kado ulang tahun bagiku! Tenteram rasanya hidup ini tanpa Hansel selama 2 minggu lebih. Aku tidak tahu dia sakit apa, dan aku tidak peduli. Hanya ibu dan ayah yang terlihat sibuk bergantian menjaga anak emasnya di rumah sakit.
Karena keadaan di rumah sedang nyaman tanpa Hansel aku menunda kepergianku. Dengar-dengar kondisi Hansel mamburuk sampai-sampai harus dirawat di ruang ICU. Sepertinya dia sekarat.
Entah ada angin apa ibu mengajakku ke rumah sakit untuk menjenguk Hansel. Aku tidak sudi masuk ke dalam ruangannya. Dari jendela, kulihat Hansel tergolek lemah dengan berbagai alat kedokteran di pasang di tubuhnya. Aku cuma mengamati.
Tiba-tiba ibu keluar dan memeluk ayah. Katanya Hansel meninggal.
Tuhan mengabulkan doaku!

Penyakit kanker rupanya telah diderita Hansel sejak beberapa tahun lalu. Tapi aku tak pernah diberitahu. Menjelang ajalnya, Hansel menitipkan sebuah kaleng kue pada ibu. Katanya untukku. Hansel memintaku membukanya 40 tahun lagi, bukan sekarang. Aku tidak peduli dengan kaleng kue itu, cuma kuletakkan di pojok lemari baju.

Tahun demi tahun kulalui dengan bahagia. Aku adalah anak kesayangan ayah dan ibu. Kalau Hansel tidak meniggal waktu itu, mungkin tidak akan seperti ini.
Aku berhasil lulus kuliah dan mendapat pekerjaan yang layak. Pada usia 25 tahun aku menikah dengan seorang kontraktor kaya. Dari hasil pernikahan kami, lahirlah 3 orang anak yang lucu-lucu: Clay, Edward dan Justin.
Keluarga kami sering berkunjung ke rumah ayah dan ibu. Clay, Edward dan Justin senang bermanja-manja dengan kakek&neneknya.

Aku dan suamiku berhasil menyekolahkan anak-anak kami sampai tamat. Clay dan Edward sudah menikah dan mempunyai anak. Sedangkan Justin masih mencari calon.

Kini aku telah menjadi lansia yang bahagia. Hidupku sempurna.
Saat sedang mencari gigi palsuku yang terjatuh, tanpa sengaja kutemukan kaleng kue penuh debu dan berkarat di dalam lemari.
Aku jadi teringat, Hansel meninggal saat aku berusia 15 tahun dan sekarang usiaku sudah 55 tahun. Berarti sudah 40 tahun berlalu sejak saat itu. Dan itu artinya aku sudah boleh membuka kaleng yang selama ini kuanggap sampah.
Jari-jariku yang dipenuhi kerutan berusaha memutar tutup kaleng. Ternyata isinya secarik kertas. Cahaya jingga dari langit sore membantuku membaca apa isinya.

Kepada Grace,
Adikku tercinta
Halo Grace, apa kabar? Apa kau sehat? Ku harap kau sudah menjadi nenek-nenek saat membaca tulisan ini.
Pertama-tama aku mau minta maaf atas perlakuan tidak pantas yang kau terima beberapa tahun terakhir.
Tapi kau tahu tidak, aku senang!
Tidak mudah membuatmu benci padaku sampai-sampai harus minta bantuan ayah dan ibu. Aku seperti mengiris jariku sendiri setiap melihat kau menangis.
Butuh waktu bertahun-tahun untuk mengubah rasa sayang menjadi kebencian yang mendalam.
Saat berusia 14 tahun, dokter mendiagnosa aku terkena Kanker akut dan hidupku takkan lama. Saat itu kita sangat dekat, kita masih akrab. Aku tidak mau ketika aku mati kau harus mengalami kesedihan yang mendalam. Makanya aku berusaha mati-matian membuatmu benci padaku supaya kau tidak sedih ketika aku meninggal. Dan aku berhasil!
Setelah aku pergi, kau mendapatkan hidupmu kembali kan? Aku yakin ayah dan ibu memperlakukanmu dengan baik. Jangan khawatir, hal-hal menyebalkan yang dulu mereka lakukan adalah bagian dari rencana (mereka melakukannya karena menyayangimu).
Maaf jika hadirnya tulisan ini membuatmu kaget. Tapi sejujurnya, aku cuma mau adikku yang paling ku sayang hidup bahagia selepas aku meninggal-bukannya malah frustasi.
Sekian dulu tulisanku. Jaga diri baik-baik Nenek Grace.. hehe.

Salam,
Hansel

Secarik kertas itu merosot dari tanganku. Tanpa sadar air mata sudah membasahi wajah ini sejak tadi.
Sambil menatap langit sore yang teduh, aku teringat wajah Hansel 40 tahun lalu. Ia mendatangi pikiranku sambil tersenyum bahagia.
Memang benar, jika Hansel tidak meninggal dalam kondisi dibenci olehku, aku tidak tahu akan seperti apa jadinya.

“Kak Hansel, terimakasih sudah membuatku hidup bahagia. Aku menyayangimu”
Best Blogger Tips

Minggu, 16 Mei 2010

REFLEKSI KISAH NOBERTO DAN CERMIN AJAIB


Apakah kalian termasuk cowok ganteng atau cewek cantik yang selalu cari pasangan berdasarkan anugerah fisik? Kalau iya, coba baca kisah berikut:

Noberto alias Berto tinggal di sebuah rumah kumuh di pinggir kota. Bukan hanya wajahnya yang jelek, kelakuan pemuda berusia 19 tahun tersebut membuatnya tidak punya teman.
Suatu siang ketika pulang dari bekerja, Berto bertemu dengan seorang gadis buta yang hendak menyebrang jalan. Karena merasa iba, Berto mendekati gadis itu kemudian membantunya menyebrang.
Rupanya gadis buta bernama Paola itu terenyuh oleh kebaikan hati Berto. Mulai saat itu, Paola Si gadis jalanan merasa jatuh cinta pada Berto dan kemudian menetap di rumah kumuh Berto dengan syarat membantu pekerjaan rumah.
Setiap pulang dari bekerja, Berto selalu menyempatkan diri bercerita pada Paola mengenai penderitaannya. Berto menganggap ia tidak punya teman karena wajahnya jelek.
Paola merasa kasihan pada pemuda yang dicintainya itu. Tanpa pikir panjang, Paola mengeluarkan barang paling berharga yang merupakan hadiah dari neneknya.
Barang itu adalah cermin ajaib berbingkai putih yang bisa membuat wajah menjadi tampan/cantik setiap kali memandangnya.
Awalnya Berto meragukan khasiat cermin ajaib itu, tetapi dicobanya juga. Setiap pagi sebelum pergi bekerja Berto bercermin selama 2 menit. Keajaiban mulai Berto rasakan di hari kedua pemakaian cermin tersebut. Ketika berjalan, semua gadis yang dilalui Berto menoleh kearahnya seakan terpana. Begitu terus di hari-hari selanjutnya.
Kini Berto mempunyai banyak teman gadis. Meskipun rumah Berto kumuh, gadis-gadis cantik yang dipacarinya masih gencar datang karena tersihir ketampanan Berto. hal tersebut lama-kelaman membuat Paola gerah. Pemuda yang dicintainya kini bersikap angkuh dan sombong. Berto terlena oleh ketampanan wajahnya sendiri
Hingga di suatu malam Paola menyusup ke kamar tidur Berto untuk mengambil kembali cermin ajaib pemberian neneknya. Ia memecahkan cermin itu sampai berkeping-keping di halaman belakang lalu membuangnya ke tempat sampah.

Keesokan harinya Berto menyadari cermin ajaib itu hilang. Karena buru-buru pergi bekerja, Berto belum mempermasalahkannya.
Perubahan yang drastis terjadi hari itu. Gadis-gadis teman kencan Berto menjauhi pemuda itu, mereka berpura-pura tidak mengenalnya. Berto mulai sadar khasiat cermin itu akan hilang sekali saja tidak dipergunakan.
Ketika pulang ke rumah, kemarahan Berto meledak-ledak. Ia menuduh Paola mencuri cermin ajaib itu. Paola akhirnya mengaku sambil meminta ampun. Berto yang sangat geram mengatakan bahwa Paola iri pada ketenarannya hingga melenyapkan cermin itu. Paola cuma menangis dan bilang bahwa sebenarnya ia mencintai Berto. Berto tidak peduli. Karena cermin itu sudah lenyap, ia kemudian membunuh Paola.



Hari-hari Berto kembali seperti semula. Berwajah jelek dan tidak punya teman.
Gadis-gadis cantik itu hanya memacari tubuh Berto, bukan dirinya. Berbeda dengan Paola Si Buta yang tidak bisa melihat wajah orang yang dicintainya.
Sayang sekali gadis itu telah mati, padahal cintanya abadi.
Berto mulai gila, ia tidak bisa melepaskan diri dari bayang-bayang Paola.
Kini, Berto hidup di pinggir jalan sebagai gelandangan. Setiap ada gadis buta melintas, Berto mengejarnya seperti anjing gila.

Recap:
Tragis kan nasib Noberto?
Kalian pasti masih bingung kenapa gue suguhkan kisah ini.
Ketampanan & kecantikan yang kalian miliki adalah ‘cermin ajaib’ Berto. Mudah membuat orang terlena tapi suatu saat akan hilang.
Berto kehilangan cerminnya sama seperti lelaki tampan/wanita cantik yang rambutnya memutih alias mulai tua. Jangan biarkan orang lain mencintai tubuhmu, tapi pastikan mereka melirik ‘your own personality’

So, masih adakah yang mau menyalah-gunakan ketampanan/kecantikan?
Inget lho, kerupawanan-mu adalah cerminnya Berto

Best Blogger Tips

Selasa, 11 Mei 2010

Dosen yang Juga Menjadi Pejabat

Tono : "Saya heran dosen ilmu politik, kalau ngajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri."
Udin : "Ah, gitu aja diperhatiin sih Ton."
Tono : "Ya, Udin tahu ngak sebabnya."
Udin : "Barangkali aja, cape, atau kakinya gak kuat berdiri."
Tono : "Bukan itu sebabnya Din, sebab dia juga seorang pejabat."
Udin : "Loh, apa hubungannya?!!"
Tono : "Ya kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain."
Udin : "???"
Best Blogger Tips

Senin, 10 Mei 2010

Repost KISAH NYATA MENGHARUKAN DARI ITALY

Di suatu Koran Itali, muncullah berita pencarian orang yang istimewa
17 Mei 1992 di parkiran mobil ke 5 Wayeli (nama kota , tak tahu aku bener engga
nulisnya), seorang wanita kulit putih diperkosa oleh seorang kulit
hitam. Tak lama kemudian, sang wanita melahirkan seorang bayi perempuan
berkulit hitam. Ia dan suaminya tiba-tiba saja menanggung tanggung jawab untuk
memelihara anak ini. Syangnya,sang bayi kini menderita leukemia (kanker
darah). Dan ia memerlukan transfer sumsum tulang belakang segera.

Ayah kandungnya merupakan satu-satunya penyambung harapan hidupnya.
Berharap agar pelaku pada waktu itu saat melihat berita ini, bersedia
menghubungi Dr. Adely di RS Elisabeth. Berita pencarian orang ini
membuat seluruh masyarakat gempar. Setiap orang membicarakannya. Masalahnya
adalah apakah orang hitam ini berani muncul. Padahal jelas ia akan menghadapi
kesulitan besar, Jika ia berani muncul, ia akan menghadapi masalah
hukum, dan ada kemungkinan merusak kehidupan rumah tangganya sendiri. Jika ia
tetap bersikeras untuk diam, ia sekali lagi membuat dosa yang tak terampuni.

Kisah ini akan berakhir bagaimanakah ? Seorang anak perempuan yang
menderita leukimia ternyata menyimpan suatu kisah yang memalukan di
suatu perkampungan Itali. Martha, 35 thn, adalah wanita yang menjadi
pembicaraan semua orang.

Ia dan suaminya Peterson adalah warga kulit putih, tetapi diantara kedua
anaknya, ternyata terdapat satu yang berkulit hitam. Hal ini menarik
perhatian setiap orang disekitar mereka untuk bertanya, Martha hanya
tersenyum kecil berkata pada mereka bahwa nenek berkulit hitam, dan
kakeknya berkulit putih, maka anaknya Monika mendapat kemungkinan seperti ini.

Musim gugur 2002, Monika yang berkulit hitam terus menerus mengalami
demam tinggi.Terakhir, Dr. Adely memvonis Monika menderita leukimia. Harapan
satu-satunya hanyalah mencari pedonor sumsum tulang belakang yang paling
cocok untuknya.
Dokter menjelaskan lebih lanjut. Diantara mereka yang ada hubungan darah
dengan Monika merupakan cara yang paling mudah untuk menemukan pendonor
tercocok. Harap seluruh anggota keluarga kalian berkumpul untuk
menjalani pemeriksaan sumsum tulang belakang.

Raut wajah Martha berubah, tapi tetap saja seluruh keluarga menjalani
pemeriksaan. Hasilnya tak satupun yang cocok. Dokter memberitahu mereka,
dalam kasus seperti Monika ini, mencari pendonor yang cocok sangatlah
kecil kemungkinannya. Sekarang hanya ada satu carayang paling manjur, yaitu
Martha dan suaminya kembali mengandung anak lagi. Dan mendonorkan darah anak
untuk Monika. Mendengar usul ini Martha tiba-tiba menjadi panik, dan berkata
tanpa suara 'Tuhan..kenapa menjadi begini ?'
Ia menatap suaminya, sinar matanya dipenuhi ketakutan dan putus asa.
Peterson mengerutkan keningnya berpikir. Dr. Adely berusaha menjelaskan
pada mereka, saat ini banyak orang yang menggunakan cara ini untuk
menolong nyawa para penderita leukimia, lagi pula cara ini terhadap bayi yang
baru dilahirkan sama sekali tak ada pengaruhnya. Hal ini hanya didengarkan
oleh pasangan suami istri tersebut, dan termenung begitu lama. Terakhir
mereka hanya berkata, Biarkan kami memikirkannya kembali.

Malam kedua, Dr. Adely tengah bergiliran tugas, tiba-tiba pintu ruang
kerjanya terbuka, pasangan suami-istri tersebut masuk. Martha menggigit
bibirnya keras, suaminya Peterson, menggenggam tangannya, dan berkata
serius pada dokter, 'Ada suatu hal yang perlu kami beri tahu padamu. Tapi
harap Anda berjanji untuk menjaga kerahasiaan ini, karena ini merupakan
rahasia kami suami-istri selama beberapa tahun'. Dr. Adely menganggukkan
kepalanya.

Lalu mereka menceritakan. 'Itu adalah 10 tahun lalu, dimana Martha
ketika pulang kerja telah diperkosa seorang remaja berkulit hitam. Saat Martha
sadar, dan pulang ke rumah dengan tergesa-gesa, waktu telah menunjukkan pukul 1
malam.
Waktu itu aku bagaikan gila keluar rumah mencari orang hitam itu untuk
membuat perhitungan. Tapi telah tak ada bayangan orang satupun. Malam
itu kami hanya dapat memeluk kepala masing-masing menahan kepedihan.
Sepertinya seluruh langit runtuh'.

Bicara sampai sini, Peterson telah dibanjiri air mata, Ia melanjutkan
kembali . 'Tak lama kemudian Martha mendapati dirinya hamil. Kami merasa
sangat ketakutan, kuatir bila anak yang dikandungnya merupakan milik
orang hitam tersebut. Martha berencana untuk menggugurkannya, tapi aku masih
mengharapkan keberuntungan, mungkin anak yang dikandungnya adalah bayi
kami. Begitulah, kami ketakutan menunggu beberapa bulan. Maret 1993, Martha
melahirkan bayi perempuan, dan ia berkulit hitam. Kami begitu putus asa,
pernah terpikir untuk mengirim sang anak ke panti asuhan. Tetapi ketika
mendengar suara tangisnya, kami sungguh tak tega. Terlebih lagi
bagaimanapun Martha telah mengandungnya, ia juga merupakan sebuah nyawa,
pada akhirnya kami memutuskan untuk memeliharanya, dan memberinya nama
Monika'.

Mata Dr. Adely juga digenangi air mata, pada akhirnya ia memahami kenapa
bagi kedua suami istri tersebut kembali mengandung anak merupakan hal
yang sangat mengkuatirkan. Ia berpikir sambil mengangguk-anggukka n kepala
berkata; 'Memang jika demikian, kalian melahirkan 10 anak sekalipun akan
sulit untuk mendapatkan donor yang cocok untuk Monika'. Beberapa lama
kemudian, ia memandang Martha dan berkata ' Kelihatannya, kalian harus
mencari ayah kandung Monika. Barangkali sumsum tulangnyacocok untuk
Monika.Tetapi, apakah kalian bersedia membiarkan ia kembali muncul
dalam kehidupan kalian ?'

Martha berkata : 'Demi anak, aku bersedia berlapang dada memaafkannya.
Bila ia bersedia muncul menyelamatkannya. Aku tak akan memperkarakannya' .
Dr. Adely merasa terkejut akan kedalaman cinta sang ibu.

Martha dan Peterson mempertimbangkannya baik-baik, sebelum akhirnya
memutuskan memuat berita pencarian ini di koran dengan menggunakan nama
samaran. November 2002, di koranWayeli termuat berita pencarian ini,
seperti yang digambarkan sebelumnya. Berita ini memohon sang pelaku pemerkosaan
waktu itu berani muncul, demi untuk menolong sebuah nyawa seorang anak
perempuan penderita leukimia ! Begitu berita ini keluar, tanggapan
masyarakat begitu menggemparkan. Kotak surat dan telepon Dr. Adely
bagaikan meledak saja, kebanjiran surat masuk dan telepon, orang-orang terus
bertanya siapakah wanita ini Mereka ingin bertemu dengannya, berharap dapat
memberikan bantuan padanya. Tetapi Martha menolak semua perhatian
mereka, ia tak ingin mengungkapkan identitas sebenarnya, lebih tak ingin lagi
identitas Monika sebagai anak hasil pemerkosaan terungkap.

Seluruh media penuh dengan diskusi tentang bagaimana cerita ini
berakhir. (surat kabar Roma) Berkomentar dengan topik : Orang hitam itu akan
munculkah ?

Jika orang hitam ini berani muncul, akan bagaimanakah masyarakat kita
sekarang menilainya. Akankah menggunakan hukum yang berlaku untuk
menghakiminya ? Haruskah ia menerima hukuman dan cacian untuk masa
lalunya, ataukah ia harus menerima pujian karena keberaniannya hari ini ?

Saat itu berita pencarian juga muncul di Napulese, memporak-porandakan
perasaan seorang pengelola toko minuman keras berusia 30 tahun. Ia
seorang kulit hitam, bernama Ajili. 17 Mei 1992 waktu itu, ia memiliki lembaran
terkelam yg merupakan mimpi terburuknya di malam berhujan itu. Ia adalah
sang pemeran utama dalam kisah ini. Tak seorangpun menyangka, Ajili yang
sangat kaya raya itu, pernah bekerja sebagai pencuci piring panggilan.
Dikarenakan orang tuanya telah meninggal sejak ia masih muda, ia yang
tak pernah mengenyam dunia pendidikan terpaksa bekerja sejak dini. Ia yang
begitu pandai dan cekatan, berharap dirinya sendiri bekerja dengan giat
demi mendapatkan sedikit uang dan penghargaan dari orang lain. Tapi sialnya,
bosnya merupakan seorang rasialis, yang selalu mendiskriminasikann ya.
Tak peduli segiat apapun dirinya, selalu memukul dan memakinya.
17 Mei 1992, merupakan ulang tahunnya ke 20, ia berencana untuk pulang
kerja lebih awal merayakan hari ulang tahunnya. Siapa menyangka, ditengah
kesibukan ia memecahkan sebuah piring. Sang bos menahan kepalanya,
memaksanya untuk menelan pecahan piring. Ajili begitu marah dan memukul
sang bos, lalu berlari keluar meninggalkan restoran. Ditengah kemarahannya ia
bertekad untuk membalas dendam pada si kulit putih. Malam berhujan
lebat, tiada seorangpun lewat, dan di parkiran ia bertemu Martha. Untuk
membalaskan dendamnya akibat pen-diskriminasian, ia pun memperkosa sang wanita yang
tak berdosa ini.

Tapi selesai melakukannya, Ajili mulai panik dan ketakutan. Malam itu
juga ia menggunakan uang ulang tahunnya untuk membeli tiket KA menuju
Napulese, meninggalkan kota ini.
Di Napulese , ia bertemu keberuntungannya. Ajili
mendapatkan pekerjaan dengan lancar di restoran milik orang Amerika.
Kedua pasangan Amerika ini sangatlah mengagumi kemampuannya, dan menikahkannya
dengan anak perempuan mereka, Lina, dan pada akhirnya juga
mempercayainya untuk mengelola toko mereka. Beberapa tahun ini, ia yang begitu tangkas,
tak hanya memajukan bisnis toko minuman keras ini, ia juga memiliki 3
anak yang lucu. Di mata pekerja lainnya dan seluruh anggota keluarga, Ajili
merupakan bos yang baik, suami yang baik, ayah yang baik. Tapi hati
nuraninya tetap membuatnya tak melupakan dosa yang pernah diperbuatnya.

Ia selalu memohon ampun pada Tuhan dan berharap Tuhan melindungi wanita
yang pernah diperkosanya, berharap ia selalu hidup damai dan tentram.

Tapi ia menyimpan rahasianya rapat-rapat, tak memberitahu seorangpun.
Pagi hari itu, Ajili berkali-kali membolak-balik koran, ia terus
mempertimbangkan kemungkinan dirinyalah pelaku yang dimaksud. Ia tak pernah sedikitpun
membayangkan bahwa wanita malang itu mengandung anaknya, bahkan
menanggung tanggung jawab untuk memelihara dan menjaga anak yang awalnya bukanlah
miliknya.

Hari itu, Ajili beberapa kali mencoba menghubungi no.telepon Dr.Adely.
Tapi setiap kali, belum sempat menekan habis tombol telepon, ia telah
menutupnya kembali. Hatinya terus bertentangan, bila ia bersedia
mengakui semuanya, setiap orang kelak akan mengetahui sisi terburuknya ini,
anak-anaknya tak akan lagi mencintainya, ia akan kehilangan keluarganya
yang bahagia dan istrinya yang cantik. Juga akan kehilangan penghormatan
masyarakat disekitarnya. Semua yang ia dapatkan dengan ditukar kerja
kerasnya bertahun-tahun.

Malam itu, saat makan bersama, seluruh keluarga mendiskusikan kasus
Martha. Sang istri, Lina berkata : 'Aku sangat mengagumi Martha. Bila aku di
posisinya, aku tak akan memiliki keberanian untuk memelihara anak hasil
perkosaan hingga dewasa. Aku lebih mengagumi lagi suami Martha, ia
sungguh pria yang patut dihormati, tak disangka ia dapat menerima anak yang
demikian.... ' Ajili termenung mendengarkan pendapat istrinya, dan
tiba-tiba mengajukan pertanyaan: 'Kalau begitu, bagaimana kau memandang
pelaku pemerkosaan itu ? Lina menjawab: 'Sedikitpun aku tak akan
memaafkannya !!!'

Waktu itu ia sudah membuat kesalahan, kali ini juga hanya dapat
meringkuk menyelingkupi dirinya sendiri, ia benar-benar begitu rendah, begitu
egois, begitu pengecut ! Ia benar-benar seorang pengecut ! demikian istrinya
menjawab dengan dipenuhi api kemarahan. Ajili mendengarkan saja, tak
berani mengatakan kenyataan pada istrinya. Malam itu, anaknya yang baru
berusia 5 tahun begitu rewel tak bersedia tidur, untuk pertama kalinya Ajili
kehilangan kesabaran dan menamparnya. Sang anak sambil menangis berkata:
'Kau ayah yang jahat, aku tak mau peduli kamu lagi. Aku tak ingin kau
menjadi ayahku'. Hati Ajili bagai terpukul keras mendengarnya, ia pun
memeluk erat-erat sang anak dan berkata: 'Maaf, ayah tak akan memukulmu
lagi. Ayah yang salah, maafkan papa ya'.

Sampai di sini, Ajili pun tiba-tiba menangis. Sang anak terkejut
dibuatnya, dan buru-buru berkata untuk menenangkan ayahnya : 'Baiklah, kumaafkan,
pa, Guru TK ku bilang, anak yang baik adalah anak yang mau memperbaiki
kesalahannya. ...'

Malam itu, Ajili tak dapat terlelap, merasa dirinya bagaikan terbakar
dalam neraka. Dimatanya selalu terbayang kejadian malam berhujan deras itu,
dan bayangan sang wanita. Ia sepertinya dapat mendengarkan jerit tangis
wanita itu. Tak henti-hentinya ia bertanya pada dirinya sendiri : 'Aku ini
sebenarnya orang baik, atau orang jahat ?' Mendengar bunyi napas
istrinya yang teratur, ia pun kehilangan seluruh keberaniannya untuk berdiri.
Hari kedua, ia hampir tak tahan lagi rasanya. Istrinya yang mulai merasakan
adanya ketidakberesan pada dirinya, memberikan perhatian dengan
menanyakan apakah ada masalah. Dan ia mencari alasan tak enak badan untuk
meloloskan dirinya. Pagi hari di jam kerja, sang karyawan menyapanya ramah :
'Selamat pagi, manager !' Mendengar itu, wajahnya tiba-tiba menjadi pucat pasi,
dalam hati dipenuhi perasaan tak menentu dan rasa malu. Ia merasa
dirinya hampir menjadi gila saja rasanya.

Setelah berhari-hari memeriksa hati nuraninya, Ajili tak dapat lagi
terus diam saja, iapun menelepon Dr. Adely. Ia berusaha sekuat tenaga menjaga
suaranya supaya tetap tenang : 'Aku ingin mengetahui keadaan anak
malang itu. Dr. Adely memberitahunya, keadaan sang anak sangat parah. Dr.Adely
menambahkan kalimat terakhirnya berkata: 'Entah apa ia dapat menunggu
hari kemunculan ayah kandungnya'.

Kalimat terakhir ini menyentuh hati Ajili yang paling dalam, suatu
perasaan hangat sebagai sang ayah mengalir keluar, bagaimanapun anak itu juga
merupakan darah dagingnya sendiri ! Ia pun membulatkan tekad untuk
menolong Monika. Ia telah melakukan kesalahan sekali, tak boleh kembali
membiarkan dirinya meneruskan kesalahan ini. Malam hari itu juga, ia pun
mengobarkan keberaniannya sendiri untuk memberitahu sang istri tentang segala
rahasianya.

Terakhir ia berkata : 'Sangatlah mungkin bahwa aku adalah ayah Monika.
Aku harus menyelamatkannya' . Lina sangat terkejut, marah dan terluka
mendengar semuanya, ia berteriak marah: 'Kau PEMBOHONG !'.

Malam itu juga ia membawa ketiga anak mereka, dan lari pulang ke rumah
ayah ibunya. Ketika ia memberitahu mereka tentang kisah Ajili, kemarahan
kedua suami-istri tersebut dengan segera mereda. Mereka adalah dua orang tua
yang penuh pengalaman hidup, mereka menasehatinya : 'Memang benar, kita patut
marah terhadap segala tingkah laku Ajili di masa lalu. Tapi pernahkah
kamu memikirkan, ia dapat menghadirkan dirinya untuk muncul, perlu berapa
banyak keberanian besar. Hal ini membuktikan bahwa hati nuraninya belum
sepenuhnya terkubur.... Apakah kau mengharapkan seorang suami yang
pernah melakukan kesalahan tapi kini bersedia memperbaiki dirinya, ataukah
seorang suami yang selamanya menyimpan kebusukan ini didalamnya ?'

Mendengar ini Lina terpekur beberapa lama.
Pagi-pagi di hari kedua, ia langsung kembali ke sisi Ajili, menatap mata
sang suami yang dipenuhi penderitaan, Lina menetapkan hatinya berkata :
'Ajili, pergilah menemui Dr. Adely ! Aku akan menemanimu !'

3 Februari 2003, suami istri Ajili, menghubungi Dr. Adely.8 Februari,
pasangan tersebut tiba di RS Elisabeth, demi untuk pemeriksaan DNA
Ajili. Hasilnya Ajili benar-benar adalah ayah Monika. Ketika Martha mengetahui
bahwa orang hitam pemerkosanya itu pada akhirnya berani memunculkan
dirinya, ia pun tak dapat menahan air matanya. Sepuluh tahun ini ia terus
memendam dendam kesumat terhadap Ajili, namun saat ini ia hanya dipenuhi perasaan
terharu.

Segalanya berlangsung dalam keheningan. Demi untuk melindungi pasangan
Ajili dan pasangan Martha, pihak RS tidak mengungkapkan dengan jelas
identitas mereka semua pada media, dan juga tak bersedia mengungkapkan
keadaan sebenarnya, mereka hanya memberitahu media bahwa ayah kandung
Monika telah ditemukan.

Berita ini mengejutkan seluruh pemerhati berita ini. Mereka
terus-menerus menelepon, menulis suratpada Dr. Adely, memohon untuk dapat menyampaikan
kemarahan mereka pada orang hitam ini, sekaligus penghormatan mereka
padanya. Mereka berpendapat : 'Barangkali ia pernah melakukan tindak
pidana, namun saat ini ia seorang pahlawan !'

10 Februari, kedua pasangan Martha dan suami memohon untuk dapat bertemu
muka langsung dengan Ajili. Awalnya Ajili tak berani untuk menemui
mereka, namun pada permohonan ketiga Martha, iapun menyetujui hal ini. 18
Februari, dalam ruang tertutup dan dirahasiakan di RS, Martha bertemu langsung
dengan Ajili.

Ajili baru saja memangkas rambutnya, saat ia melihat Martha, langkah
kakinya terasa sangatlah berat, raut wajahnya memucat. Martha dan suaminya
melangkah maju, dan mereka bersama-sama saling menjabat tangan masing-masing,
sesaat ketiga orang tersebut diam tanpa suara menahan kepedihan, sebelum
akhirnya air mata mereka bersama-sama mengalir.

Beberapa waktu kemudian, dengan suara serak Ajili berkata :
'Maaf...mohon maafkanlah aku !' Kalimat ini telah terpendam dalam hatiku selama 10
tahun. Hari ini akhirnya aku mendapat kesempatan untuk mengatakannya langsung
kepadamu. Martha menjawab : 'Terima kasih kau dapat muncul. Semoga Tuhan
memberkati, sehingga sumsum tulang belakangmu dapat menolong putriku'.

19 Februari, dokter melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang Ajili.
Untungnya, sumsum tulang belakangnya sangat cocok bagi Monika Sang
dokter berkata dengan antusias : 'Ini suatu keajaiban !'

22 Februari 2003, sekian lama harapan masyarakat luas akhirnya
terkabulkan. Monika menerima sumsum tulang belakang Ajili, dan pada akhirnya Monika
telah melewati masa kritis. Satu minggu kemudian, Monika boleh keluar RS
dengan sehat walafiat. Martha dan suami memaafkan Ajili sepenuhnya, dan
secara khusus mengundang Ajili dan Dr. Adely datang kerumah mereka untuk
merayakannya. Tapi hari itu Ajili tidak hadir, ia memohon Dr. Adely
membawa suratnya bagi mereka.

Dalam suratnya ia menyatakan penyesalan dan rasa malunya berkata: 'Aku
tak ingin kembali mengganggu kehidupan tenang kalian. Aku berharap Monika
berbahagia selalu hidup dan tumbuh dewasa bersama kalian. Bila kalian
menghadapi kesulitan bagaimanapun, harap hubungi aku, aku akan berusaha
sekuat tenaga untuk membantu kalian. Saat ini juga, aku sangat berterima
kasih pada Monika, dari dalam lubuk hatiku terdalam, dialah yang
memberiku kesempatan untuk menebus dosa. Dialah yang membuatku dapat memiliki
kehidupan yang benar-benar bahagia di separoh usiaku selanjutnya. Ini
adalah hadiah yang ia berikan padaku !'

( Italia post)
'Kita tidak dapat berbuat apapun untuk mengubah masa lalu, tapi kita
bisa mengendalikan masa depan dengan berbuat KEBAIKAN mulai hari ini...' Best Blogger Tips
Twitter Bird Gadget Important Note:-